Kamis, 21 Mei 2015

Analisis Fungsi Legenda Di Bangka



A. Latar Belakang
            Pulau Bangka adalah pulau yang relatif kecil, sekitar 11.645 km²  (termasuk 70 pulau-pulau besar dan kecil). Geografis pulau ini  terletak di 02° LS. Namun walaupun hanya berupa pulau kecil yang miskin akan data sejarahnya, tetapi tidak dapat diingkari bahwa pulau ini tercatat sebagai pemberi kontribusi sejarah yang luas, bukan saja bagi Indonesia tetapi pada tataran internasionl. Pulau ini merupkan pulau yang sangat dikagumi oleh Raffles (1811) dari aspek geografisnya, dan sekaligus dikatakan sebagai , seluruh pulau akan menjadi tambang terbesar di dunia.
            Data sejarah yang dimiliki oleh Pulau Bangka memang sangat sedikit sehingga siapapun yang hendak melakukan penelitian dalam aspek sejarah dan budaya akan mengalami kesulitan mengenai sumber dan bahan. Namun, inilah nilai lebih yang membuat kegiatan penelitian menjadi semakin menarik. Hasil yang akan didapat tentunya akan manjadi sumbangan baru untuk dokumen sejarah dan budaya.
            Dokumen berharga tentang sejarah pulau ini untuk pertama kalinya diprakarsai oleh Haji Idris pada pertengahan tahun 1981- seorang guru dan tokoh masyarakat Mentok yang sangat dihormati. Haji Idris mengumpulkan berbagai kisah-kisah yang berkembang di masyarakat seantero Bangka lalu menuliskannya dalam aksara Arab menggunakan bahasa Melayu.
            Sebelum dihuni oleh manusia Pulau Bangka merupakan pulau kecil yang indah dengan segala sumber daya alam yang dimiliki. Pulau ini tidak hanya dikenal karena hasil bumi yang melimpah, akan tetapi aset wisata yang masih sangat alami juga memegang peranan penting. Masyarakat setempat sangat ramah bahkan terkesan cepat akrab dengan para pendatang, ini tidak lepas dari peranan berbagai legenda yang berkembang di masyarakat.
            Meneliti fungsi legenda dalam kehidupan masyarakat dengan berbagai macam faktor menjadi obejek tulisan ini.Legenda  memegang peranan penting dalam sejarah, dimana keduanya merupakan dua aliran mata air, walaupun mengalir sendiri-sendiri namun pada akhirnya akan bertemu dan saling mengisi. Sejarah dapat menjadi sumber bagi eksistensi legenda, sebaliknya legenda dapat menjadi inspirasi bagi sejarah. Fakta sejarah dapat dicocok padukan dengan potongan-potongan kisah legenda, manakala kisah-kisah legenda dapat dipertegas dan dapat diperkaya oleh fakta sejarah. Dengan adanya tulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi setiap orang yang membacanya. Lebih dari itu, harapan kami adalah masyarakat yang bersangkutan bisa mempertahankan budaya yang dipengaruhi oleh sejarah dan legenda yang dirasa bernilai positif dan melunturkan nilai-nilai yang negatif.
           
B. Metode dan Teknik         
            Seperti yang sudah diutarakan diatas bahwa tidak mudah menemukan sumber-sumber yang sudah di dokumentasikan mengenai hal ikhwal Pulau Bangka. Dengan segala keterbatasan yang ada seperti kurangnya data sejarah dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk turun langsung ke lapangan, dalam kajian ini metode kualitatif lah yang dirasa sangat cocok.
            Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
            Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

            Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
            Mengkaji legenda yang ada di Pulau Bangka sangat penting dilakukan karena legenda yang berkembang dalam masyarakat itu mempunyai nilai sosial yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan tindakan. Dibeberapa tempat legenda itu menjadi sebuah kebutuhan yang membuat lahirnya kegiatan-kegiatan spiritual menahun yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.

C.Fungsi Legenda di Pulau Bangka
            Dalam tulisan ini ada beberapa legenda yang akan dibahas diantaranya : 1) Asal mula nama Pulau Bangka, 2) Putri Malam, 3) Suku LOM, 4)  Kakek Seberang dan Lele Putih, 5) Kerajaan Bongkap, dan  6)  Bukit Tambun Tulang dan Buluh Perindu. Masih banyak legenda-legenda lainnya yang berkembang dimasyarakat namun keenam legenda diatas lah yang paling popular.
            Legenda meruapakan salah satu bagian dari folklore, disini legenda memiliki pengertian cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi namun tidak dianggap suci. Tokohnya adalah manusia namun yang dianggap meemiliki kekuatan gaib atau orang yang sakti. Waktu terjadinya juga belum terlalu lampau. Legenda dibagi menjadi empat jenis yaitu : 1) legenda keagamaan (religious legends), 2) legenda alam gaib (supernatural legends), 3) legenda perseorangan (personal legends), dan 4) legenda setempat (local legends).
            Legenda keagamaan (religious legends) adalah legenda orang-orang suci. Didalamnya berisi cerita tentang kepercayaan dan kekuasaan. Legenda alam gaib (supernatural legends) adalah legenda yang berisi sebuah kisah yang benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda ini adalah untuk meneguhkan kepercayaan rakyat atau takhayul. Legenda perseorangan (personal legends) adalah legenda yang berkisah tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap si empunya benar-benar terjadi. Terakhir ada legenda setempat (local legends) yaitu legenda yang isinya berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk tipografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit, jurang, atau lain sebagainya.
            Dari pengklasifikasian legenda diatas, maka legenda yang akan dibahasa dalam tulisan ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
NO
Legenda Masyarakat Setempat
Klasifikasi Legenda
1
Asal Mula Nama Pulau Bangka
Legenda setempat
2
Putri Malam
Legenda perseorangan
3
Suku LOM, Kemurnian ditengah Hutan Bangka
Legenda setempat
4
Kakek Seberang dan Lele Putih
Legenda gaib
5
Kerajaan Bongkap
Legenda setempat
6
Bukit Tambun Tulang dan Buluh Perindu.
Legenda gaib

- Pembahasan
1. Asal Mula Nama Pulau Bangka
            Legenda asal muasal penamaan “ BANGKA” memiliki banyak versi. Setiap daerah di pulau Bangka biasanya memiliki versi masing-masing. Terlepas dari legenda, ada satu manuskrip tertua yang ditulis oleh Haji Idris, sekarang manuskrip tersebut disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor Tall-, Land-en Volkendkunde (KITLV) di Liden, Belanda.
            Legenda dan sejarah memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam penelitian seederhana yang aya lakukan dengan membaca berbagai macam versi legenda penamaan pulau banga lalu dilanjutkan dengan fakta sejarah yang sudah didokumnetasikan kesimpulannya adalah adanya kesamaan. Dalam legenda ditulis bahwa pengambilan nama “ BANGKA” dikarenakan ada penemuan bangkai di beberapa titik bibir pantai. Salah satu versi yang sangat terkenal adalah seorang anak raja yang hendak berbuat sumbang (perilaku kurang terpuji) terhadap adik kandungnya, perbuatan tersebut diketahui oleh raja sehingga pangeran tersebut diusir dari kerajaan. Selama melakukan pelayaran pangeran ditemani oleh banyak awak kapal dan pelayan. Namun ditengah samudera badai tiba-tiba menghantam sehingga kapal tersebut hancur dan terdampar di sebuah pulau (sekarang dinamai pulau Bangka) dan semua awak kapal meninggal. Seluruh awak kapal meninggal dan bangkainya ikut terdampar bersama kapal. Inilah asal muasal penamaan Bangka yaitu dari kata bangkai.
            Selain versi kerajaan diatas, adapula versi masyarakat Cina. Ini didasari oleh banyaknya penemuan serpihan kapal-kapal Cina yang terdampar ,diambil dari kata wangkang yang mempunyai arti jung kapal Cina
            Dari berbagai macam versi baik itu legenda maupun dokumentasi sejarah yang ada bahwa penamaan Bangka berasal dari suatu benda yang terdampar, rusak, bahkan bangkai manusia yang terdampar di bibir pantai. Dalam masyarakat pemahaman tentang dokumentasi sejarah yang ada kurang, masyarakat hanya mengetahui asal mula penamaan ini lewat legenda turun temurun yang berkembang. Fungsi legenda ini dalam masyrakat adalah sebagai sarana untuk mempertahankan sejarah yang ada. Dilihat dari berbagai macam suku yang ada di Bangka seperti Bugis, Cina, dan Melayu bila dikaitkan dengan legenda tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat. Legenda tersebut menjadi alat kontrol sosial dimana masyarakat asli dapat hidup rukun tanpa pernah mempermasalahkan adat istiadat ataupun etnis. Bahkan perbedaan agama tidak menjadi batasan atau sarana pemunculan konflik karena sampai saat ini tidak pernah terjadi pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepercayaan atau perbadaan etnis.
            Legenda tersebut telah memberi pengertian bahwa dari pulau ini kosong dan akhirnya mulai berpenghuni, pulau ini menjadi tempat bertemunya berbagai macam suku. Memulai kehidupan dengan rasa kebersamaan dan toleransi. Contoh kecilnya adalah ketika orang Tionghoa melaksanakan peribadatan keagamaan atau hari raya, masyarakat yang bukan berasal dari keturunan Cina ikut memeriahkan dan begutupun sebaliknya. Tanpa disadari ikatan kebersamaan yang sudah tertanam sejak lama mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.

2. Putri Malam
            Legenda Putri Malam merupakan legenda yang termasuk kedalam legenda gaib. Berkisah tentang kehidupan seorang lelaki yang biasanya dipanggil si penyumpit dan juragan kaya bernama Pak Raje. Si Penyumpit memiliki sifat yang baik, jujur, setia, dan bertanggung jawab sedangkan Pak Raje sebaliknya. Amanat yang terdapat dalam legenda ini memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dimana nilai-nilainya sejalan dengan nilai yang dipertahankan dalam masyarakat.
            Fungsi legenda ini selain sebagai hiburan juga sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam diri seseorang, terutama anak-anak di desa setempat. Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan legenda ini sebagai alat untuk mempertahankan budaya dan sejarah agar tidak mudah dilupkan atau tergerus oleh zaman yang semakin modern.
            Perilaku si penyumpit yang ramah, baik, suka menolong, dan jujur melekat erat dalam perilaku masyarakat. Dimana mereka sangat menghargai kebersamaan, kejujuran, dan sikap-sikap terpuji lainnya.

3. Suku Lom, Kemurnian Ditengah Hutan Bangka
            Keberadaan suku ini masih ada namun jumlahnya sangat sedikit. Ditengah kehidupan yang maju dan mengedepankan teknologi masih ada suku asli Bangka yang hidup dipedalaman dan mempertahankan kemurnia alam setempat. Walaupun belum punah seutuhnya namun kami menggap ini sebagai aset budaya yang melegenda. Suku Lom terkenal dengan sifat toleransi dan kecintaan kepada alam yang sangat besar. Walaupun mereka kurang terbuka dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan namun mereka selalu berusaha untuk memahami.
            Nama suku Lom diambil dari kata “belum” yang menggambarkan kondisi masyarakat yang belum memiliki agama. Walaupun tidak terikat dengan salah satu agama yang diakui di Indonesia namun mereka mempercai hal-hal gaib. Keberadaan suku ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal kelestarian alam dimana kepercayaan dan kecintaan suku Lom terhadapat alam membuat masyarakat diluar suku juga menerapkan hal tersebut. Tidak semua hutan bisa dijadikan lahan untuk perumahan atau pertambangan karena dianggap temat sakral yang penuh dengan aura mistis sehingga secara tidak langsung kelestarian alam sekitarnya masih tetap terjaga.

4. Kakek Sebrang dan Lele Putih
            Legenda ini termasuk legenda perseorangan dimana menceritakan tokoh yang dianggap memiliki ilmu gaib atau sakti dan disegani oleh orang-orang kampung sekitar. Legenda ini memberikan kepecayaan baru dalam kehidupan masyarakat dimana lele putih dianggap benda sakral yang dihormati karena pernah menolong warga ketika kesusahan air dimusim kemarau.          Fakta menyebutkan bahwa lele putih memeng ada keberadaannya di beberapa daerah di Indonesia. Namun lele ini sangat langka dan harga jualnya sangat mahal. Dari dua keterangan diatas dapat dismpulkan bahwa hadirnya legenda ini bertujuan untuk melindungi keberadaan lele langka yang mempunyai nilai jual tinggi sehingga tidak punah.

5. Kerajaan Bongkap
            Legenda ini termasuk legenda setempat  dimana legenda tersebut isi ceritanya berhubungan dengan suatu tempat. Dalam legenda ini menceritakan sejarah masa lampau di wilayah perairan pulau Bangka. Tokoh cerita ini adalah Kapten Kong yang mempunyai putri bemama A Ho, seorang gadis Cina yang cantik jelita. A Ho menderita penyakit dan dapat diobati oleh Haji Amirudin. seorang tokoh agama Islam. Haji Amirudin dapat mengobati A Ho dengan satu syarat, yaitu A Ho mau masuk Islam dan menjadi anak angkatnya. Kapten Kong menyetujui peryaratan yang diajukan oleh Haji Amirudin. Dengan izin Allah SWT, A Ho pun sembuh. Putri A Ho menerima pelajaran ilmu silat dari ayah angkatnya. Haji Amirudin, dan membantu ayahnya mengusir para lanon atau bajak laut yang sering mengganggu dan ingin menguasai benteng. Sehingga benteng kunta panji dijadikan nama daerah dan orang masih mempercayainya bahwa benteng kunta panji mempunyai nama yang sangat dikenal sehingga ketika orang yang tinggal diluar daerah tersebut menganggap daerah tersebut daerah yang sakral.

6. Buluh perindu
Buluh perindu merupakan salah satu cerita yang berkembang di masyarakat bangka, buluh perindu berasal dari dua kata, yaitu buluh dan perindu. Buluh menurut bahasa bangka adalah sebutan untuk buluh, sedangkan perindum berasal dari kata dasar rindu (kangen) di tambah awalan pe- yang berarti menjadi pembuat rindu.
Buluh perindu konon katanya terdapat di bukit tambun tulang. Bukit ini yang terletak disekitaran gunung maras. Bukit tambun tulang diartikan sebagai sebuah bukit yang berasal dari timbunan tulang-tulang. Dibukit inilah terdapat buluh perindu, namun belum siapapun yang tau bagaimana bentuk dan benda yang namanya buluh perindu itu.
Dari cerita yang beredar banyak versi yang menceritakan asal muasal buluh perindu ini. Salah satunya yang kami temukan bahwa dahulu ada dua orang laki-laki, kakak beradik yang disuruh ibunya mencari kayu di hutan. Setelah mereka mendapatkan kayu banyak, sang kakak terus mencari sementara sang adik sudah mencegah kakaknya untuk berhenti. Namun sang kakak tidak peduli dengan adiknya. Sang kakak terus masuk ke hutan dan tiba-tiba mendengar suara yang merdu. Sang kakak terus mengikuti asal suara itu. Tanpa disadari sang kakak sudah masuk ke hutan terlalu dalam.
Setelah mengikuti suara itu dan mendekati suara itu, ternyata tidak ketemu dengan sumber suara tersebut. Percariannya terus berhari-hari di dalam hutan, dan selalu berputar-putar di dalam hutan yang lebat. Pada akhirnya sang kakak tidak kuat lagi berjalan, letih dan kahirnya meninggal di dalam hutan tersebut.
Sang adik pulang dan menjumpai ibunya di rumah dan melaporkan kejadian yang dialaminya. Mereka menunggu kepulangan kakaknya hingga berhari-hari. Sehingga sang adik memutuskan untuk mencari kakaknya ke hutan. Sang adik bernasip sama dengan sang kakak. Sang adik juga terkena buluh perindu dan meninggal di hutan.
Peristiwa ini juga terjadi jika penduduk masuk ke hutan dan terkena buluh perindu. Mereka juga meninggal di hutan tersebut. Rasa penasaran merekalah yang membunuh mereka sendiri. Oleh karna itu hutan tersebut karena banyak penduduk yang mati maka tulang-tulang mereka bertumpukan dan membentuk sebuah bukit, yang konon disebut bukit tambun tulang.
Sumber lain menyatakan bahwa suara merdu itu berasal dari rerumpunan bambu yang bergesek terkena angin dan menciptakan suara merdu mendayu-dayu sehingga membuat orang mendengarnya seperti terkena lalu membuat orang penasaran mencarinya.
Kegunaan legenda ini adalah untuk melestarikan cerita yang beredar di bangka, dan sampai sekarang cerita ini dipercayai oleh masyarakat bangka bahkan membuat mereka takut untuk untuk pergi ke bukit tambun tulang. Cerita ini diceritakan secara turun temurun melalui lisan ke lisan sehingga cerita ini bertahan sampai sekarang di bangka.
Cerita atau legenda ini memiliki pesan moral yang baik bahwa janganlah terlena dengan keadaan sekelilingnya, jangan membuat sesumbar dan selalu menjaga kelestarian alam.

1 komentar: