A. Latar Belakang
Pulau Bangka adalah pulau yang
relatif kecil, sekitar 11.645 km²
(termasuk 70 pulau-pulau besar dan kecil). Geografis pulau ini terletak di 02° LS. Namun walaupun hanya
berupa pulau kecil yang miskin akan data sejarahnya, tetapi tidak dapat
diingkari bahwa pulau ini tercatat sebagai pemberi kontribusi sejarah yang
luas, bukan saja bagi Indonesia tetapi pada tataran internasionl. Pulau ini
merupkan pulau yang sangat dikagumi oleh Raffles (1811) dari aspek geografisnya,
dan sekaligus dikatakan sebagai , seluruh
pulau akan menjadi tambang terbesar di dunia.
Data
sejarah yang dimiliki oleh Pulau Bangka memang sangat sedikit sehingga siapapun
yang hendak melakukan penelitian dalam aspek sejarah dan budaya akan mengalami
kesulitan mengenai sumber dan bahan. Namun, inilah nilai lebih yang membuat
kegiatan penelitian menjadi semakin menarik. Hasil yang akan didapat tentunya
akan manjadi sumbangan baru untuk dokumen sejarah dan budaya.
Dokumen berharga tentang sejarah
pulau ini untuk pertama kalinya diprakarsai oleh Haji Idris pada pertengahan
tahun 1981- seorang guru dan tokoh masyarakat Mentok yang sangat dihormati.
Haji Idris mengumpulkan berbagai kisah-kisah yang berkembang di masyarakat
seantero Bangka lalu menuliskannya dalam aksara Arab menggunakan bahasa Melayu.
Sebelum dihuni oleh manusia Pulau
Bangka merupakan pulau kecil yang indah dengan segala sumber daya alam yang
dimiliki. Pulau ini tidak hanya dikenal karena hasil bumi yang melimpah, akan
tetapi aset wisata yang masih sangat alami juga memegang peranan penting.
Masyarakat setempat sangat ramah bahkan terkesan cepat akrab dengan para
pendatang, ini tidak lepas dari peranan berbagai legenda yang berkembang di
masyarakat.
Meneliti fungsi legenda dalam
kehidupan masyarakat dengan berbagai macam faktor menjadi obejek tulisan
ini.Legenda memegang peranan penting
dalam sejarah, dimana keduanya merupakan dua aliran mata air, walaupun mengalir
sendiri-sendiri namun pada akhirnya akan bertemu dan saling mengisi. Sejarah
dapat menjadi sumber bagi eksistensi legenda, sebaliknya legenda dapat menjadi
inspirasi bagi sejarah. Fakta sejarah dapat dicocok padukan dengan
potongan-potongan kisah legenda, manakala kisah-kisah legenda dapat dipertegas
dan dapat diperkaya oleh fakta sejarah. Dengan adanya tulisan ini diharapkan
dapat memberikan wawasan baru bagi setiap orang yang membacanya. Lebih dari
itu, harapan kami adalah masyarakat yang bersangkutan bisa mempertahankan budaya
yang dipengaruhi oleh sejarah dan legenda yang dirasa bernilai positif dan
melunturkan nilai-nilai yang negatif.
B. Metode dan Teknik
Seperti yang sudah diutarakan diatas
bahwa tidak mudah menemukan sumber-sumber yang sudah di dokumentasikan mengenai
hal ikhwal Pulau Bangka. Dengan segala keterbatasan yang ada seperti kurangnya
data sejarah dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk turun langsung ke
lapangan, dalam kajian ini metode kualitatif lah yang dirasa sangat cocok.
Metode kualitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini,
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu,
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan
wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan
mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai.
Metode
penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan
pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat
permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka
menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji
masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat
suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
Beberapa
metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif
sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental
bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong
(2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2)
metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam
individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari
secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Mengkaji
legenda yang ada di Pulau Bangka sangat penting dilakukan karena legenda yang
berkembang dalam masyarakat itu mempunyai nilai sosial yang mempengaruhi pola
pikir, perilaku, dan tindakan. Dibeberapa tempat legenda itu menjadi sebuah
kebutuhan yang membuat lahirnya kegiatan-kegiatan spiritual menahun yang mendarah
daging dalam kehidupan masyarakat.
C.Fungsi Legenda di Pulau Bangka
Dalam
tulisan ini ada beberapa legenda yang akan dibahas diantaranya : 1) Asal mula
nama Pulau Bangka, 2) Putri Malam, 3) Suku LOM, 4) Kakek Seberang dan Lele Putih, 5) Kerajaan
Bongkap, dan 6) Bukit Tambun Tulang dan Buluh Perindu. Masih
banyak legenda-legenda lainnya yang berkembang dimasyarakat namun keenam
legenda diatas lah yang paling popular.
Legenda
meruapakan salah satu bagian dari folklore, disini legenda memiliki pengertian
cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi namun tidak dianggap suci.
Tokohnya adalah manusia namun yang dianggap meemiliki kekuatan gaib atau orang
yang sakti. Waktu terjadinya juga belum terlalu lampau. Legenda dibagi menjadi
empat jenis yaitu : 1) legenda keagamaan (religious legends), 2) legenda alam
gaib (supernatural legends), 3) legenda perseorangan (personal legends), dan 4)
legenda setempat (local legends).
Legenda
keagamaan (religious legends) adalah legenda orang-orang suci. Didalamnya
berisi cerita tentang kepercayaan dan kekuasaan. Legenda alam gaib
(supernatural legends) adalah legenda yang berisi sebuah kisah yang benar-benar
terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda ini adalah untuk
meneguhkan kepercayaan rakyat atau takhayul. Legenda perseorangan (personal
legends) adalah legenda yang berkisah tentang tokoh-tokoh tertentu yang
dianggap si empunya benar-benar terjadi. Terakhir ada legenda setempat (local
legends) yaitu legenda yang isinya berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat
dan bentuk tipografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit,
jurang, atau lain sebagainya.
Dari
pengklasifikasian legenda diatas, maka legenda yang akan dibahasa dalam tulisan
ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
|
NO
|
Legenda Masyarakat Setempat
|
Klasifikasi Legenda
|
|
1
|
Asal Mula Nama Pulau Bangka
|
Legenda setempat
|
|
2
|
Putri Malam
|
Legenda perseorangan
|
|
3
|
Suku LOM, Kemurnian ditengah
Hutan Bangka
|
Legenda setempat
|
|
4
|
Kakek Seberang dan Lele Putih
|
Legenda gaib
|
|
5
|
Kerajaan Bongkap
|
Legenda setempat
|
|
6
|
Bukit Tambun Tulang dan Buluh
Perindu.
|
Legenda gaib
|
- Pembahasan
1. Asal Mula Nama Pulau Bangka
Legenda
asal muasal penamaan “ BANGKA” memiliki banyak versi. Setiap daerah di pulau
Bangka biasanya memiliki versi masing-masing. Terlepas dari legenda, ada satu
manuskrip tertua yang ditulis oleh Haji Idris, sekarang manuskrip tersebut
disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor Tall-, Land-en Volkendkunde
(KITLV) di Liden, Belanda.
Legenda
dan sejarah memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam penelitian
seederhana yang aya lakukan dengan membaca berbagai macam versi legenda
penamaan pulau banga lalu dilanjutkan dengan fakta sejarah yang sudah
didokumnetasikan kesimpulannya adalah adanya kesamaan. Dalam legenda ditulis
bahwa pengambilan nama “ BANGKA” dikarenakan ada penemuan bangkai di beberapa
titik bibir pantai. Salah satu versi yang sangat terkenal adalah seorang anak
raja yang hendak berbuat sumbang (perilaku kurang terpuji) terhadap adik
kandungnya, perbuatan tersebut diketahui oleh raja sehingga pangeran tersebut
diusir dari kerajaan. Selama melakukan pelayaran pangeran ditemani oleh banyak
awak kapal dan pelayan. Namun ditengah samudera badai tiba-tiba menghantam
sehingga kapal tersebut hancur dan terdampar di sebuah pulau (sekarang dinamai
pulau Bangka) dan semua awak kapal meninggal. Seluruh awak kapal meninggal dan
bangkainya ikut terdampar bersama kapal. Inilah asal muasal penamaan Bangka
yaitu dari kata bangkai.
Selain
versi kerajaan diatas, adapula versi masyarakat Cina. Ini didasari oleh
banyaknya penemuan serpihan kapal-kapal Cina yang terdampar ,diambil dari kata
wangkang yang mempunyai arti jung kapal Cina
Dari
berbagai macam versi baik itu legenda maupun dokumentasi sejarah yang ada bahwa
penamaan Bangka berasal dari suatu benda yang terdampar, rusak, bahkan bangkai
manusia yang terdampar di bibir pantai. Dalam masyarakat pemahaman tentang
dokumentasi sejarah yang ada kurang, masyarakat hanya mengetahui asal mula
penamaan ini lewat legenda turun temurun yang berkembang. Fungsi legenda ini
dalam masyrakat adalah sebagai sarana untuk mempertahankan sejarah yang ada.
Dilihat dari berbagai macam suku yang ada di Bangka seperti Bugis, Cina, dan
Melayu bila dikaitkan dengan legenda tersebut mempunyai hubungan yang sangat
erat. Legenda tersebut menjadi alat kontrol sosial dimana masyarakat asli dapat
hidup rukun tanpa pernah mempermasalahkan adat istiadat ataupun etnis. Bahkan
perbedaan agama tidak menjadi batasan atau sarana pemunculan konflik karena
sampai saat ini tidak pernah terjadi pertentangan yang disebabkan oleh
perbedaan kepercayaan atau perbadaan etnis.
Legenda
tersebut telah memberi pengertian bahwa dari pulau ini kosong dan akhirnya
mulai berpenghuni, pulau ini menjadi tempat bertemunya berbagai macam suku.
Memulai kehidupan dengan rasa kebersamaan dan toleransi. Contoh kecilnya adalah
ketika orang Tionghoa melaksanakan peribadatan keagamaan atau hari raya,
masyarakat yang bukan berasal dari keturunan Cina ikut memeriahkan dan
begutupun sebaliknya. Tanpa disadari ikatan kebersamaan yang sudah tertanam
sejak lama mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.
2. Putri Malam
Legenda
Putri Malam merupakan legenda yang termasuk kedalam legenda gaib. Berkisah
tentang kehidupan seorang lelaki yang biasanya dipanggil si penyumpit dan
juragan kaya bernama Pak Raje. Si Penyumpit memiliki sifat yang baik, jujur,
setia, dan bertanggung jawab sedangkan Pak Raje sebaliknya. Amanat yang
terdapat dalam legenda ini memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat
dimana nilai-nilainya sejalan dengan nilai yang dipertahankan dalam masyarakat.
Fungsi
legenda ini selain sebagai hiburan juga sebagai alat untuk menanamkan
nilai-nilai moral dalam diri seseorang, terutama anak-anak di desa setempat.
Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan legenda ini sebagai alat untuk
mempertahankan budaya dan sejarah agar tidak mudah dilupkan atau tergerus oleh
zaman yang semakin modern.
Perilaku
si penyumpit yang ramah, baik, suka menolong, dan jujur melekat erat dalam
perilaku masyarakat. Dimana mereka sangat menghargai kebersamaan, kejujuran,
dan sikap-sikap terpuji lainnya.
3. Suku Lom, Kemurnian Ditengah
Hutan Bangka
Keberadaan
suku ini masih ada namun jumlahnya sangat sedikit. Ditengah kehidupan yang maju
dan mengedepankan teknologi masih ada suku asli Bangka yang hidup dipedalaman
dan mempertahankan kemurnia alam setempat. Walaupun belum punah seutuhnya namun
kami menggap ini sebagai aset budaya yang melegenda. Suku Lom terkenal dengan
sifat toleransi dan kecintaan kepada alam yang sangat besar. Walaupun mereka
kurang terbuka dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan namun mereka selalu
berusaha untuk memahami.
Nama
suku Lom diambil dari kata “belum” yang menggambarkan kondisi masyarakat yang
belum memiliki agama. Walaupun tidak terikat dengan salah satu agama yang
diakui di Indonesia namun mereka mempercai hal-hal gaib. Keberadaan suku ini
sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal kelestarian
alam dimana kepercayaan dan kecintaan suku Lom terhadapat alam membuat
masyarakat diluar suku juga menerapkan hal tersebut. Tidak semua hutan bisa
dijadikan lahan untuk perumahan atau pertambangan karena dianggap temat sakral
yang penuh dengan aura mistis sehingga secara tidak langsung kelestarian alam
sekitarnya masih tetap terjaga.
4. Kakek Sebrang dan Lele Putih
Legenda
ini termasuk legenda perseorangan dimana menceritakan tokoh yang dianggap
memiliki ilmu gaib atau sakti dan disegani oleh orang-orang kampung sekitar.
Legenda ini memberikan kepecayaan baru dalam kehidupan masyarakat dimana lele
putih dianggap benda sakral yang dihormati karena pernah menolong warga ketika
kesusahan air dimusim kemarau. Fakta
menyebutkan bahwa lele putih memeng ada keberadaannya di beberapa daerah di
Indonesia. Namun lele ini sangat langka dan harga jualnya sangat mahal. Dari
dua keterangan diatas dapat dismpulkan bahwa hadirnya legenda ini bertujuan
untuk melindungi keberadaan lele langka yang mempunyai nilai jual tinggi
sehingga tidak punah.
5. Kerajaan Bongkap
Legenda
ini termasuk legenda setempat dimana
legenda tersebut isi ceritanya berhubungan dengan suatu tempat. Dalam legenda
ini menceritakan sejarah masa lampau di wilayah perairan pulau Bangka. Tokoh cerita ini adalah Kapten Kong yang mempunyai putri bemama
A Ho, seorang gadis Cina yang cantik jelita. A Ho menderita penyakit dan dapat
diobati oleh Haji Amirudin. seorang tokoh agama Islam. Haji Amirudin dapat
mengobati A Ho dengan satu syarat, yaitu A Ho mau masuk Islam dan menjadi anak
angkatnya. Kapten Kong menyetujui peryaratan yang diajukan oleh Haji Amirudin.
Dengan izin Allah SWT, A Ho pun sembuh. Putri A Ho menerima pelajaran ilmu
silat dari ayah angkatnya. Haji Amirudin, dan membantu ayahnya mengusir para
lanon atau bajak laut yang sering mengganggu dan ingin menguasai benteng.
Sehingga benteng kunta panji dijadikan nama daerah dan orang masih
mempercayainya bahwa benteng kunta panji mempunyai nama yang sangat dikenal
sehingga ketika orang yang tinggal diluar daerah tersebut menganggap daerah
tersebut daerah yang sakral.
6.
Buluh perindu
Buluh perindu merupakan
salah satu cerita yang berkembang di masyarakat bangka, buluh perindu berasal
dari dua kata, yaitu buluh dan perindu. Buluh menurut bahasa bangka adalah
sebutan untuk buluh, sedangkan perindum berasal dari kata dasar rindu (kangen)
di tambah awalan pe- yang berarti menjadi pembuat rindu.
Buluh perindu konon
katanya terdapat di bukit tambun tulang. Bukit ini yang terletak disekitaran
gunung maras. Bukit tambun tulang diartikan sebagai sebuah bukit yang berasal
dari timbunan tulang-tulang. Dibukit inilah terdapat
buluh perindu, namun belum siapapun yang tau bagaimana bentuk dan benda yang
namanya buluh perindu itu.
Dari cerita yang
beredar banyak versi yang menceritakan asal muasal buluh perindu ini. Salah
satunya yang kami temukan bahwa dahulu ada dua orang laki-laki, kakak beradik
yang disuruh ibunya mencari kayu di hutan. Setelah mereka mendapatkan kayu
banyak, sang kakak terus mencari sementara sang adik sudah mencegah kakaknya
untuk berhenti. Namun sang kakak tidak peduli dengan adiknya. Sang kakak terus
masuk ke hutan dan tiba-tiba mendengar suara yang merdu. Sang kakak terus
mengikuti asal suara itu. Tanpa disadari sang kakak sudah masuk ke hutan
terlalu dalam.
Setelah mengikuti suara
itu dan mendekati suara itu, ternyata tidak ketemu dengan sumber suara
tersebut. Percariannya terus berhari-hari di dalam hutan, dan selalu
berputar-putar di dalam hutan yang lebat. Pada akhirnya sang kakak tidak kuat
lagi berjalan, letih dan kahirnya meninggal di dalam hutan tersebut.
Sang adik pulang dan
menjumpai ibunya di rumah dan melaporkan kejadian yang dialaminya. Mereka
menunggu kepulangan kakaknya hingga berhari-hari. Sehingga sang adik memutuskan
untuk mencari kakaknya ke hutan. Sang adik bernasip sama dengan sang kakak.
Sang adik juga terkena buluh perindu dan meninggal di hutan.
Peristiwa ini juga
terjadi jika penduduk masuk ke hutan dan terkena buluh perindu. Mereka juga
meninggal di hutan tersebut. Rasa penasaran merekalah yang membunuh mereka
sendiri. Oleh karna itu hutan tersebut karena banyak penduduk yang mati maka
tulang-tulang mereka bertumpukan dan membentuk sebuah bukit, yang konon disebut
bukit tambun tulang.
Sumber lain menyatakan
bahwa suara merdu itu berasal dari rerumpunan bambu yang bergesek terkena angin
dan menciptakan suara merdu mendayu-dayu sehingga membuat orang mendengarnya
seperti terkena lalu membuat orang penasaran mencarinya.
Kegunaan legenda ini
adalah untuk melestarikan cerita yang beredar di bangka, dan sampai sekarang
cerita ini dipercayai oleh masyarakat bangka bahkan membuat mereka takut untuk
untuk pergi ke bukit tambun tulang. Cerita ini diceritakan secara turun temurun
melalui lisan ke lisan sehingga cerita ini bertahan sampai sekarang di bangka.
Cerita atau legenda ini
memiliki pesan moral yang baik bahwa janganlah terlena dengan keadaan
sekelilingnya, jangan membuat sesumbar dan selalu menjaga kelestarian alam.