Kamis, 21 Mei 2015

Analisis Fungsi Legenda Di Bangka



A. Latar Belakang
            Pulau Bangka adalah pulau yang relatif kecil, sekitar 11.645 km²  (termasuk 70 pulau-pulau besar dan kecil). Geografis pulau ini  terletak di 02° LS. Namun walaupun hanya berupa pulau kecil yang miskin akan data sejarahnya, tetapi tidak dapat diingkari bahwa pulau ini tercatat sebagai pemberi kontribusi sejarah yang luas, bukan saja bagi Indonesia tetapi pada tataran internasionl. Pulau ini merupkan pulau yang sangat dikagumi oleh Raffles (1811) dari aspek geografisnya, dan sekaligus dikatakan sebagai , seluruh pulau akan menjadi tambang terbesar di dunia.
            Data sejarah yang dimiliki oleh Pulau Bangka memang sangat sedikit sehingga siapapun yang hendak melakukan penelitian dalam aspek sejarah dan budaya akan mengalami kesulitan mengenai sumber dan bahan. Namun, inilah nilai lebih yang membuat kegiatan penelitian menjadi semakin menarik. Hasil yang akan didapat tentunya akan manjadi sumbangan baru untuk dokumen sejarah dan budaya.
            Dokumen berharga tentang sejarah pulau ini untuk pertama kalinya diprakarsai oleh Haji Idris pada pertengahan tahun 1981- seorang guru dan tokoh masyarakat Mentok yang sangat dihormati. Haji Idris mengumpulkan berbagai kisah-kisah yang berkembang di masyarakat seantero Bangka lalu menuliskannya dalam aksara Arab menggunakan bahasa Melayu.
            Sebelum dihuni oleh manusia Pulau Bangka merupakan pulau kecil yang indah dengan segala sumber daya alam yang dimiliki. Pulau ini tidak hanya dikenal karena hasil bumi yang melimpah, akan tetapi aset wisata yang masih sangat alami juga memegang peranan penting. Masyarakat setempat sangat ramah bahkan terkesan cepat akrab dengan para pendatang, ini tidak lepas dari peranan berbagai legenda yang berkembang di masyarakat.
            Meneliti fungsi legenda dalam kehidupan masyarakat dengan berbagai macam faktor menjadi obejek tulisan ini.Legenda  memegang peranan penting dalam sejarah, dimana keduanya merupakan dua aliran mata air, walaupun mengalir sendiri-sendiri namun pada akhirnya akan bertemu dan saling mengisi. Sejarah dapat menjadi sumber bagi eksistensi legenda, sebaliknya legenda dapat menjadi inspirasi bagi sejarah. Fakta sejarah dapat dicocok padukan dengan potongan-potongan kisah legenda, manakala kisah-kisah legenda dapat dipertegas dan dapat diperkaya oleh fakta sejarah. Dengan adanya tulisan ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi setiap orang yang membacanya. Lebih dari itu, harapan kami adalah masyarakat yang bersangkutan bisa mempertahankan budaya yang dipengaruhi oleh sejarah dan legenda yang dirasa bernilai positif dan melunturkan nilai-nilai yang negatif.
           
B. Metode dan Teknik         
            Seperti yang sudah diutarakan diatas bahwa tidak mudah menemukan sumber-sumber yang sudah di dokumentasikan mengenai hal ikhwal Pulau Bangka. Dengan segala keterbatasan yang ada seperti kurangnya data sejarah dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk turun langsung ke lapangan, dalam kajian ini metode kualitatif lah yang dirasa sangat cocok.
            Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
            Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

            Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
            Mengkaji legenda yang ada di Pulau Bangka sangat penting dilakukan karena legenda yang berkembang dalam masyarakat itu mempunyai nilai sosial yang mempengaruhi pola pikir, perilaku, dan tindakan. Dibeberapa tempat legenda itu menjadi sebuah kebutuhan yang membuat lahirnya kegiatan-kegiatan spiritual menahun yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat.

C.Fungsi Legenda di Pulau Bangka
            Dalam tulisan ini ada beberapa legenda yang akan dibahas diantaranya : 1) Asal mula nama Pulau Bangka, 2) Putri Malam, 3) Suku LOM, 4)  Kakek Seberang dan Lele Putih, 5) Kerajaan Bongkap, dan  6)  Bukit Tambun Tulang dan Buluh Perindu. Masih banyak legenda-legenda lainnya yang berkembang dimasyarakat namun keenam legenda diatas lah yang paling popular.
            Legenda meruapakan salah satu bagian dari folklore, disini legenda memiliki pengertian cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi namun tidak dianggap suci. Tokohnya adalah manusia namun yang dianggap meemiliki kekuatan gaib atau orang yang sakti. Waktu terjadinya juga belum terlalu lampau. Legenda dibagi menjadi empat jenis yaitu : 1) legenda keagamaan (religious legends), 2) legenda alam gaib (supernatural legends), 3) legenda perseorangan (personal legends), dan 4) legenda setempat (local legends).
            Legenda keagamaan (religious legends) adalah legenda orang-orang suci. Didalamnya berisi cerita tentang kepercayaan dan kekuasaan. Legenda alam gaib (supernatural legends) adalah legenda yang berisi sebuah kisah yang benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang. Fungsi legenda ini adalah untuk meneguhkan kepercayaan rakyat atau takhayul. Legenda perseorangan (personal legends) adalah legenda yang berkisah tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap si empunya benar-benar terjadi. Terakhir ada legenda setempat (local legends) yaitu legenda yang isinya berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk tipografi, yakni bentuk permukaan suatu daerah, apakah berbukit, jurang, atau lain sebagainya.
            Dari pengklasifikasian legenda diatas, maka legenda yang akan dibahasa dalam tulisan ini dapat dikategorikan sebagai berikut :
NO
Legenda Masyarakat Setempat
Klasifikasi Legenda
1
Asal Mula Nama Pulau Bangka
Legenda setempat
2
Putri Malam
Legenda perseorangan
3
Suku LOM, Kemurnian ditengah Hutan Bangka
Legenda setempat
4
Kakek Seberang dan Lele Putih
Legenda gaib
5
Kerajaan Bongkap
Legenda setempat
6
Bukit Tambun Tulang dan Buluh Perindu.
Legenda gaib

- Pembahasan
1. Asal Mula Nama Pulau Bangka
            Legenda asal muasal penamaan “ BANGKA” memiliki banyak versi. Setiap daerah di pulau Bangka biasanya memiliki versi masing-masing. Terlepas dari legenda, ada satu manuskrip tertua yang ditulis oleh Haji Idris, sekarang manuskrip tersebut disimpan di perpustakaan Koninklijk Instituut voor Tall-, Land-en Volkendkunde (KITLV) di Liden, Belanda.
            Legenda dan sejarah memang mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam penelitian seederhana yang aya lakukan dengan membaca berbagai macam versi legenda penamaan pulau banga lalu dilanjutkan dengan fakta sejarah yang sudah didokumnetasikan kesimpulannya adalah adanya kesamaan. Dalam legenda ditulis bahwa pengambilan nama “ BANGKA” dikarenakan ada penemuan bangkai di beberapa titik bibir pantai. Salah satu versi yang sangat terkenal adalah seorang anak raja yang hendak berbuat sumbang (perilaku kurang terpuji) terhadap adik kandungnya, perbuatan tersebut diketahui oleh raja sehingga pangeran tersebut diusir dari kerajaan. Selama melakukan pelayaran pangeran ditemani oleh banyak awak kapal dan pelayan. Namun ditengah samudera badai tiba-tiba menghantam sehingga kapal tersebut hancur dan terdampar di sebuah pulau (sekarang dinamai pulau Bangka) dan semua awak kapal meninggal. Seluruh awak kapal meninggal dan bangkainya ikut terdampar bersama kapal. Inilah asal muasal penamaan Bangka yaitu dari kata bangkai.
            Selain versi kerajaan diatas, adapula versi masyarakat Cina. Ini didasari oleh banyaknya penemuan serpihan kapal-kapal Cina yang terdampar ,diambil dari kata wangkang yang mempunyai arti jung kapal Cina
            Dari berbagai macam versi baik itu legenda maupun dokumentasi sejarah yang ada bahwa penamaan Bangka berasal dari suatu benda yang terdampar, rusak, bahkan bangkai manusia yang terdampar di bibir pantai. Dalam masyarakat pemahaman tentang dokumentasi sejarah yang ada kurang, masyarakat hanya mengetahui asal mula penamaan ini lewat legenda turun temurun yang berkembang. Fungsi legenda ini dalam masyrakat adalah sebagai sarana untuk mempertahankan sejarah yang ada. Dilihat dari berbagai macam suku yang ada di Bangka seperti Bugis, Cina, dan Melayu bila dikaitkan dengan legenda tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat. Legenda tersebut menjadi alat kontrol sosial dimana masyarakat asli dapat hidup rukun tanpa pernah mempermasalahkan adat istiadat ataupun etnis. Bahkan perbedaan agama tidak menjadi batasan atau sarana pemunculan konflik karena sampai saat ini tidak pernah terjadi pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepercayaan atau perbadaan etnis.
            Legenda tersebut telah memberi pengertian bahwa dari pulau ini kosong dan akhirnya mulai berpenghuni, pulau ini menjadi tempat bertemunya berbagai macam suku. Memulai kehidupan dengan rasa kebersamaan dan toleransi. Contoh kecilnya adalah ketika orang Tionghoa melaksanakan peribadatan keagamaan atau hari raya, masyarakat yang bukan berasal dari keturunan Cina ikut memeriahkan dan begutupun sebaliknya. Tanpa disadari ikatan kebersamaan yang sudah tertanam sejak lama mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat.

2. Putri Malam
            Legenda Putri Malam merupakan legenda yang termasuk kedalam legenda gaib. Berkisah tentang kehidupan seorang lelaki yang biasanya dipanggil si penyumpit dan juragan kaya bernama Pak Raje. Si Penyumpit memiliki sifat yang baik, jujur, setia, dan bertanggung jawab sedangkan Pak Raje sebaliknya. Amanat yang terdapat dalam legenda ini memberikan pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat dimana nilai-nilainya sejalan dengan nilai yang dipertahankan dalam masyarakat.
            Fungsi legenda ini selain sebagai hiburan juga sebagai alat untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam diri seseorang, terutama anak-anak di desa setempat. Ditinjau dari segi ilmu pengetahuan legenda ini sebagai alat untuk mempertahankan budaya dan sejarah agar tidak mudah dilupkan atau tergerus oleh zaman yang semakin modern.
            Perilaku si penyumpit yang ramah, baik, suka menolong, dan jujur melekat erat dalam perilaku masyarakat. Dimana mereka sangat menghargai kebersamaan, kejujuran, dan sikap-sikap terpuji lainnya.

3. Suku Lom, Kemurnian Ditengah Hutan Bangka
            Keberadaan suku ini masih ada namun jumlahnya sangat sedikit. Ditengah kehidupan yang maju dan mengedepankan teknologi masih ada suku asli Bangka yang hidup dipedalaman dan mempertahankan kemurnia alam setempat. Walaupun belum punah seutuhnya namun kami menggap ini sebagai aset budaya yang melegenda. Suku Lom terkenal dengan sifat toleransi dan kecintaan kepada alam yang sangat besar. Walaupun mereka kurang terbuka dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan namun mereka selalu berusaha untuk memahami.
            Nama suku Lom diambil dari kata “belum” yang menggambarkan kondisi masyarakat yang belum memiliki agama. Walaupun tidak terikat dengan salah satu agama yang diakui di Indonesia namun mereka mempercai hal-hal gaib. Keberadaan suku ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat terutama dalam hal kelestarian alam dimana kepercayaan dan kecintaan suku Lom terhadapat alam membuat masyarakat diluar suku juga menerapkan hal tersebut. Tidak semua hutan bisa dijadikan lahan untuk perumahan atau pertambangan karena dianggap temat sakral yang penuh dengan aura mistis sehingga secara tidak langsung kelestarian alam sekitarnya masih tetap terjaga.

4. Kakek Sebrang dan Lele Putih
            Legenda ini termasuk legenda perseorangan dimana menceritakan tokoh yang dianggap memiliki ilmu gaib atau sakti dan disegani oleh orang-orang kampung sekitar. Legenda ini memberikan kepecayaan baru dalam kehidupan masyarakat dimana lele putih dianggap benda sakral yang dihormati karena pernah menolong warga ketika kesusahan air dimusim kemarau.          Fakta menyebutkan bahwa lele putih memeng ada keberadaannya di beberapa daerah di Indonesia. Namun lele ini sangat langka dan harga jualnya sangat mahal. Dari dua keterangan diatas dapat dismpulkan bahwa hadirnya legenda ini bertujuan untuk melindungi keberadaan lele langka yang mempunyai nilai jual tinggi sehingga tidak punah.

5. Kerajaan Bongkap
            Legenda ini termasuk legenda setempat  dimana legenda tersebut isi ceritanya berhubungan dengan suatu tempat. Dalam legenda ini menceritakan sejarah masa lampau di wilayah perairan pulau Bangka. Tokoh cerita ini adalah Kapten Kong yang mempunyai putri bemama A Ho, seorang gadis Cina yang cantik jelita. A Ho menderita penyakit dan dapat diobati oleh Haji Amirudin. seorang tokoh agama Islam. Haji Amirudin dapat mengobati A Ho dengan satu syarat, yaitu A Ho mau masuk Islam dan menjadi anak angkatnya. Kapten Kong menyetujui peryaratan yang diajukan oleh Haji Amirudin. Dengan izin Allah SWT, A Ho pun sembuh. Putri A Ho menerima pelajaran ilmu silat dari ayah angkatnya. Haji Amirudin, dan membantu ayahnya mengusir para lanon atau bajak laut yang sering mengganggu dan ingin menguasai benteng. Sehingga benteng kunta panji dijadikan nama daerah dan orang masih mempercayainya bahwa benteng kunta panji mempunyai nama yang sangat dikenal sehingga ketika orang yang tinggal diluar daerah tersebut menganggap daerah tersebut daerah yang sakral.

6. Buluh perindu
Buluh perindu merupakan salah satu cerita yang berkembang di masyarakat bangka, buluh perindu berasal dari dua kata, yaitu buluh dan perindu. Buluh menurut bahasa bangka adalah sebutan untuk buluh, sedangkan perindum berasal dari kata dasar rindu (kangen) di tambah awalan pe- yang berarti menjadi pembuat rindu.
Buluh perindu konon katanya terdapat di bukit tambun tulang. Bukit ini yang terletak disekitaran gunung maras. Bukit tambun tulang diartikan sebagai sebuah bukit yang berasal dari timbunan tulang-tulang. Dibukit inilah terdapat buluh perindu, namun belum siapapun yang tau bagaimana bentuk dan benda yang namanya buluh perindu itu.
Dari cerita yang beredar banyak versi yang menceritakan asal muasal buluh perindu ini. Salah satunya yang kami temukan bahwa dahulu ada dua orang laki-laki, kakak beradik yang disuruh ibunya mencari kayu di hutan. Setelah mereka mendapatkan kayu banyak, sang kakak terus mencari sementara sang adik sudah mencegah kakaknya untuk berhenti. Namun sang kakak tidak peduli dengan adiknya. Sang kakak terus masuk ke hutan dan tiba-tiba mendengar suara yang merdu. Sang kakak terus mengikuti asal suara itu. Tanpa disadari sang kakak sudah masuk ke hutan terlalu dalam.
Setelah mengikuti suara itu dan mendekati suara itu, ternyata tidak ketemu dengan sumber suara tersebut. Percariannya terus berhari-hari di dalam hutan, dan selalu berputar-putar di dalam hutan yang lebat. Pada akhirnya sang kakak tidak kuat lagi berjalan, letih dan kahirnya meninggal di dalam hutan tersebut.
Sang adik pulang dan menjumpai ibunya di rumah dan melaporkan kejadian yang dialaminya. Mereka menunggu kepulangan kakaknya hingga berhari-hari. Sehingga sang adik memutuskan untuk mencari kakaknya ke hutan. Sang adik bernasip sama dengan sang kakak. Sang adik juga terkena buluh perindu dan meninggal di hutan.
Peristiwa ini juga terjadi jika penduduk masuk ke hutan dan terkena buluh perindu. Mereka juga meninggal di hutan tersebut. Rasa penasaran merekalah yang membunuh mereka sendiri. Oleh karna itu hutan tersebut karena banyak penduduk yang mati maka tulang-tulang mereka bertumpukan dan membentuk sebuah bukit, yang konon disebut bukit tambun tulang.
Sumber lain menyatakan bahwa suara merdu itu berasal dari rerumpunan bambu yang bergesek terkena angin dan menciptakan suara merdu mendayu-dayu sehingga membuat orang mendengarnya seperti terkena lalu membuat orang penasaran mencarinya.
Kegunaan legenda ini adalah untuk melestarikan cerita yang beredar di bangka, dan sampai sekarang cerita ini dipercayai oleh masyarakat bangka bahkan membuat mereka takut untuk untuk pergi ke bukit tambun tulang. Cerita ini diceritakan secara turun temurun melalui lisan ke lisan sehingga cerita ini bertahan sampai sekarang di bangka.
Cerita atau legenda ini memiliki pesan moral yang baik bahwa janganlah terlena dengan keadaan sekelilingnya, jangan membuat sesumbar dan selalu menjaga kelestarian alam.

Senin, 30 Maret 2015

puisi " IBU "

Hapus tetesan embun disudut mata mu, Ibu.
Hapus lelah di pandangan sayup mata mu, Ibu.
Hapus kecewa dibalik tatapan lemah mata mu, Ibu.
Hapus ketakutan dibinar penglihatan mu, Ibu.

Terik mentari tak akan mampu menghanguskan cinta mu.
Pasang surut lautan tak cukup sakti menggerus rasa kasih mu.
Bahkan, sambaran halilintar menyerah membelah ketulusan di hati mu, Ibu.

Lewat selembar kertas usang ini,
biarkan Adinda berkisah.
Lewat lantunan kalimat sederhana ini,
izinkan Adinda bercerita.

Bukan kehadiran pelangi yang membuat hujan berakhir indah.
IBU.

puisi " ISTERI KU "

Disini aku berada sayang,
tepat disamping mu.
Menyentuh helaian rambut mu,
membelai mesra wajah mu,
mengecup lembut dahi mu,
memeluk kasih tubuh mu.

Disini aku berada sayang,
tepat disamping mu.
Menyaksikan gugur nya dedaunan,
melihat tenggelamnya mentari,
melambaikan tangan saat burung-burung senja hendak pulang kesangkar.

Disini aku berada sayang,
tepat disamping mu.
Melihat air mata yang terus mengalir,
bibir yang selalu bergetar,
bola mata sembab sepanjang malam.

Disini aku berada sayang,
tepat disamping mu.
Mengapa tak pernah kau balas sapa ku dengan senyum manis mu?

puisi " MEMORI "

Jangan menoleh kebelakang bila enggan tinggal.
Jangan mencekal jemari bila memilih untuk pergi.
Jangan peluk bila ada niat meninggalkan kala musim dingin.
Jangan hapus air mata bila akhirnya tidak bisa menyeka lagi.

Terbesit ingin pergi maka pergilah dengan langkah teringan.
Terbesit menghilang maka hilanglah tanpa setitik jejak.
Terbesit ingin meninggalkan maka tinggalah tanpa niat kembali.

Jangan pernah kembali untuk menghapus tangisan yang telah tumpah,
Jangan pernah pulang dengan penyesalan.

Dibalik memori
ada rasa yang sulit diungkapkan.

Makalah Konsep Dasar Psikolinguistik



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Psikolinguistik adalah sub disiplin ilmu linguistik yang mengkaji hubungan antara ilmu psikologi dan ilmu bahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanya secara mekanistik tetapi juga secara mentalistik. Di dalam ilmu psikologi membahas ilmu yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan ilmu linguistik membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik dapat menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang di dengarnya pada waktu berkomunikasi dan kemampuan berbahasa tersebut bisa diperoleh dari manusia. 
            Psikolinguistik merupakan hasil dari perkembangan ilmu linguistik yang sangat pesat. Psikolinguistik juga di kategorikan sebagai mata kuliah wajib dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
            Makalah ini akan membahas tentang konsep dasar psikolinguistik secara umum untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Psikolinguistik. Untuk memahami konsep dasar psikolinguistik ada beberapa hal yang perlu di pahami seperti pengertian psikolinguistik, sejarah lahirnya psikolinguistik, batasan psikolinguistik dan ilmu bahasa, ciri-ciri psikolinguistik, ruang lingkup kajian psikolinguistik, kedudukan psikolinguistik dalam keilmuan linguistik, dan tujuan mempelajari psikolinguistik. Isi dalam makalah ini diharapkan mampu memberikan konsep dasar tentang psikolinguistik dalam perkembangan ilmu linguistik kepada para pembaca.
B. Rumusan Masalah
            1. Apakah yang dimaksud dengan psikolinguistik?
            2. Bagaimana sejarah lahirnya psikolinguistik?
            3. Bagaimana batasan psikologi bahasa dan psikolinguistik?
            4. Bagaimana ciri-ciri psikolinguistik?
            5. Bagaimana ruang lingkup kajian psikolinguistik?
            6. Bagaimana kedudukan psikolinguistik dalam ilmu linguistik?
            7. Apakah tujuan mempelajari psikolinguistik?

C. Tujuan Pembahasan
            1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikolinguistik.
            2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah lahirnya psikolinguistik.
            3. Untuk mengetahui batasan psikologi bahasa dan psikolinguistik.
            4. Untuk mengetahui ciri-ciri psikolinguistik.
            5. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian psikolinguistik.
            6. Untuk mengetahui kedudukan psikolinguistik dalam ilmu linguistik.
            7. Untuk mengetahui tujuan mempelajari psikolinguistik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikolinguistik
            Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat proses‑proses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi. Pakar psikologi sekarang ini cenderung menganggap psikologi sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Tujuan mengkaji proses berpikir itu ialah untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia.
Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa (Bloomfield, 1928:1). Bahasa dalam konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem bunyi yang arbriter, konvensional, dan dipergunakan oleh manusia sebagai sarana komunikasi. Hal ini berarti bahwa linguistik secara umum tidak mengaitkan bahasa dengan fenomena lain. Bahasa dipandang sebagai bahasa yang memiliki struktur yang khas dan unik. Munculnya ilmu yang bernama psikolinguistik tidak luput dari perkembangan kajian linguistik
Pada mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic psychology (psikologi linguistik) dan ada pula yang menyebutnya sebagai psychology of language (psikologi bahasa). Kemudian sebagai hasil kerja sama yang lebih terarah dan sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang kemudian disebut sebagai psikolinguistik (psycholinguistic).
Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses‑proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987:1). Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan psikologi dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis ialah menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. Berikut adalah pengertian psikolinguistik menurut beberapa ahli.
“Psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri” (Lado, 1975:220).
“Psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana pemakaian suatu bahasa membangun dan memahami kalimat-kalimat bahasa tersebut” (Emmon Bach, 1964:64).
“Psikolinguistik adalah telaah pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik, terutama mekanisme psikologis yang bertanggung jawab atas kedua aspek itu” (Langacker, 1973:6).

“Psikolinguistik merupakan ilmu yang mengurai proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memeagami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia”
 (Simanjuntak, 1987:1).


B. Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
            Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni  ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke 20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar-dasar prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”.
            Sementara itu, di benua Amerika kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif.

1.  Tahap Formatif
            Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedus disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.
 2. Tahap Linguistik
            Perkembangan ilmu linguistik, yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku chomsky, sytactic structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F Skinner (Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang universal bahasa makin mengarah pada pemerolehan bahasa.
            Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh  berkembangnya ilmu neurolinguistik (Caplan 1987) dan biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam neurolinguistik menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan primat lain, baik dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga ditakdirkan memiliki struktur biologi yang berbeda dengan binatang.
            Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik, bergerak lebih luas karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia yakni pengetahuan seperti apa yang dimiliki manusia sehingga dia dapat berbahasa, dari mana datangnya pengetahuan itu sudah ada sejak manusia dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah manusia dilahirkan, pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk mengolah dan mencerna input yang masuk pada kita, peran otak manusia yang membedakannya dengan otak binatang, dan dan pemerolehan bahasa adalah unik untuk manusia (species specific) hanya manusialah yang dapat berbahasa.
3. Tahap Kognitif
            Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.
            Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana bahasa itu tumbuh. Orang-orang seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait secara genetic dengan pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
            Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika.
            Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan diantara para fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji sampai seberapa jauh bahasa itu milik khusus manusia dan bagaimana genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa

C. Batasan Psikologi Bahasa dan Psikolinguistik
            Apakah psikologi bahasa itu? Apa hubungannya dengan psikolinguistik? Kedua istilah itu bisa di bedakan sesuai dengan sudut pandang nya. Ada yang beranggapan bahwa psikologi bahasa lebih besar mengacu kepada bidang kajian psikologi dari pada ilmu bahasa (linguistik), sedangkan psikolinguistik lebih besar mengacu kepada bidang kajian linguistik dari pada ilmu jiwa (psikologi). Orang yang berkecipung dalam bidang psikologi lebih senang menggunakan istilah psikologi bahasa (the psychology of language). Sebaliknya, orang yang berkecipung dalam bidang linguistik lebih senang menggunakan istilah psikolinguistik (psycholinguistics).
            Psikologi bahasa dan psikolinguistik  disikapi sebagai sebuah sinonim karena kedua-duanya merupakan kajian bahasa secara eksternal, yakni  mengkaji bahasa dari segi psikologi. Psikolinguistik dan psikologi bahasa  merupakan kajian bahasa yang melibatkan dua disiplin ilmu ,yakni psikologi dan linguistik. Kajian linguistik ini selain merumuskan kaidah-kaidah secara teoritis antardisiplin juga bersifat terapan dimana hasilnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah di dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Ciri-ciri  Psikolinguistik
            Psikolinguistik yang merupaka sub disiplin ilmu linguistik antara psikologi dan linguistik yang memiliki ciri-ciri antara lain:
            1)  membahas hubungan bahasa dengan otak;
            2)  berhubungan langsung dengan proses penyandian (encoding) dan pemahaman sandi                      (decoding);
            3)  sebagai suatu pendekatan;
            4)  menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa;
            5) membahas proses yang terjadi pada pembicaraan dan pendengar di dalam kaitannya                      dengan bahasa;
            6) menitikberatkan pembahasan mengenai pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik;
            7) merupakan hubungan kebutuhan berekspresi dan berkomunikasi;
            8) berhubungan dengan perkembangan bahasa anak;
            9) berkaitan dengan proses psikologis dalam membangun atau memahami kalimat.

E. Ruang Lingkup Kajian Psikolinguistik
            Objek kajian psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan hubungan antara keduanya.  Bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala jiwa. Bahasa di lihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa yang terjadi pada otak, baik pada otak pembicaraan maupun otak pendengar. Adapun penjabaran ruang lingkup kajian psikolinguistik adalah sebagai berikut.
1. Objek Kajian Psikolingistik
a. Otak dan Bahasa
            Otak dan Bahasa adalah salah satu kajian dari Psikolinguistik seperti yang telah dijelaskan diatas. Otak dan Bahasa lebih dikenal dengan Neurologi, yang dimana adanya hubungan antara organ otak manusia dengan bahasa, baik itu dalam penyimpanan, penggunaan dan pemerolehan bahasa itu sendiri.


b. Pikiran dan Bahasa
            Keterkaitan antara pikiran dan bahasa menjadi salah satu yang menarik dalam kajian Psikolinguistik. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa adalah alat penyambung lidah seseorang, yang dimana bahasa adalah alat komunikasi kita dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan berbagai macam ide, ekspresi, dan perasaan kepada orang lain. Disisi lain kita juga dituntut untuk memahamai setiap ujaran dan ucapan yang disampaikan oleh orang lain. Dengan melihat hal demikian, kita dapat mengkaitkan hubungan antara pikiran dan bahasa dimana bahasa adalah media manusia dalam menyampaikan aspirasi atau ide-ide mereka.
2. Aspek Garapan Psikolinguistik
            Adapun aspek-aspek  yang penting dalam garapan psikolinguistik antara lain:
1) kompetensi (proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran);
2) akuisisi (pemerolehan bahasa);
3) performansi (pola tingkah laku berbahasa);
4) asosiasi verbal dan persoalan makna;
5) proses bahasa pada orang abnormal, misalnya anak tuli;
6) persepsi ujaran dan kognisi;
7) pembelajaran bahasa.


F. Kedudukan Psikolinguistik Dalam Linguistik
Psikolinguistik terbentuk dari dua bidang ilmu yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya saja yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. dengan adanya psikolinguistik dapat meneliti bagaimana sebenarnya pembicara membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut. Hal ini mengacu pada domain kognitif, yakni bagaimana bahasa berproses dalam otak kita. Bahasa yang diwujudkan dalam kalimat dihasilkan oleh pebicara yang kemudian diusahakan untuk dimengerti oleh pendengar.
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kompleks dan  perkembangannya sangat pesat karena membuka diri pada temuan disiplin ilmu lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa serta komprehensi dan produksi bahasa. Ahli psikolinguistik dituntut untuk dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik dengan baik karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana proses berbahasa di otak manusia. Ketika berkomunikasi, manusia memproduksi ujaran lisan atau tulisan. Orang yang diajak berkomunikasi akan mendenggar atau melihat apa yang hendak dikomunikasikan dan berusaha memahami apa yang diujarkan atau dituliskan. Di dalam proses tersebut, berbagai perasaan senang atau sedih dapat diekspresikan dengan kata-kata. Hal-hal yang biasa terjadi di sekitar kita pun dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Maka secara teoretis, kedudukan psikolinguistik dalam studi bahasa adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik dapat diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa dan bagaimana struktur tersebut diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan.


G. Tujuan Mempelajari Psikolinguistik
            Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar,sangat penting memahami psikologi belajar. Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam,sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan,sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikolinguistik dalam proses pembelajaran adalah :
1.         Dapat mengetahui sejarah kelahiran dan perkembangan psikolinguistik sebagai suatu                     disiplin mandiri.
2.         Dapat membantu Guru dalam memahami siswanya yang berbeda dalam hal kecerdasan.
3.         Dapat mengetahui bagaimana bahasa pertama dan bahasa kedua itu diperoleh.
4.         Dapat mengetahui mengapa seseorang bisa menderita penyakit bertutur dan bagaimana     cara menyembuhkannya.
5.         Dapat membantu Guru dalam mengajarkan bahasa kedua supaya hasilnya baik.
6.         Dapat mengetahui bagaimana suatu dialek itu tercipta.
7.         Dapat mengetahui bagaimana proses yang terjadi di dalam otak ketika berbahasa.
8.         Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
9.         Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelaaran.
10.       Memilih memetode – metode pembelajaran danpengajaran.
11.       Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
12.       Menciptaka situasi pembelajaran dan pengajaranyang kondusif.
13.       Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
14.       Membantu peserta didik yang mengalami kesulitanbelajar.
15.       Memilih alat Bantu pembelajaran dan pengajaran.
16.       Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
17.       Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru.
18.       Membimbing perkembangan siswa.









BAB III
PENUTUP
            Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu. Bahasa adalah obyek kajian linguistik, sedangkan berbahasa adalah obyek kajian psikologi.
            Psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik. Psikolinguistik mencoba menguraikan proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Bahasa merupakan kegiatan yang terus menerus dan selalu berkembang. Bahasa bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai. Bahasa merupakan  sesuatu kegiatan yang sedang berulang dengan melalui alat bicara untuk menyatakan pikiran. Seorang anak yang lahir mempunyai otak yang dirancang untuk dapat belajar suatu bahasa sehingga mereka dapat diperkenalkan dengan lingkungan sekitar yang sesuai.
            Ada suatu pendapat yang terkenal, bahwa pandangan dunia suatu masyarakat ditentukan oleh struktur bahasa. Pendapat ini sering kali disebut Hipotesis Whorf. Bahasa bukanlah jubah yang harus mengikuti bentuk pikiran. Bahasa adalah cetakan, wadah pikiran dan akal yang dituangkan. Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakekat bahasa dan bagaimana struktur itu diperole, digunakan pada waktu bertutur dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam peneturan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Harras, Kholid A. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI PRESS.
Modul pegangan mahasiswa Konsep Dasar Psikolingistik.

http://permadihlesmana.blogspot.com/2012/07/psikolinguistik-dan-kedudukannya-dengan.html.